Mengenal 5 Metode Ngaji Alquran dari Indonesia

Metode Ngaji Alquran dari Indonesia

Membaca Al Quran adalah salah satu ibadah yang harus dilakukan oleh setiap umat muslim. Saat ini sudah cukup banyak anak kecil yang mampu ngaji Alquran dengan lancar, tartil, serta merdu. Hal tersebut tentu juga tidak terlepas dari para ulama dan juga ustadz yang mengembangkan metode belajar efektif. Seperti 5 metode belajar yang terkenal dari Indonesia berikut.

Metode Belajar Membaca Al Quran dari Tanah Air

Iqra’

Metode satu ini merupakan metode yang paling banyak dikenal serta menyebar di masyarakat luas. Metode iqra’ tersebut berkembang pertama kali di daerah Yogyakarta, dan disusun oleh K.H. As’ad Humam. K.h. As’ad Humam tersebut mulai berpikir untuk menyusun metode iqra’ ketika bertemu dengan K.H. Dachlan Salim Zarkasyi (pencetus metode qiroati).

Namun berbeda dengan metode belajar qiroati yang buku panduannya hanya bisa diperoleh dari lembaga, yang menggunakan metode tersebut. Buku panduan iqra’ bisa anda dapatkan dengan mudah, karena memang dijual bebas. Metode ini mulai diperkenalkan pada masyarakat pada tahun 1988, dan hingga saat ini masih banyak digunakan.

Yanbu’a

Metode yanbu’a berkembang di Kudus, dan mulai diterbitkan sekitar tahun 2004. Yanbu’a adalah buah dari rumusan para kiai Al Quran pengasuh pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, yang dituliskan dalam bentuk 6 jilid materi utama. Kemudian ada juga buku pegangan ajar, serta buku materi hafalan untuk para santri yang belajar menggunakan metode ini.

Metode belajar ngaji Alquran yanbu’a, menekankan pada penggunaan mushaf Rasm Usmani ala Timur Tengah. Dimana mushaf tersebut banyak digunakan oleh negara negara islam lainnya. Keistimewaan dari metode yanbu’a terletak pada sanadnya, karena bersambung kepada pada ahli Al Quran dan juga huffazh yang telah berguru pada Kiai Arwani Kudus.

Qiroati

Qiroati

Metode qiroati mulai dikembangkan di daerah Semarang dan menjadi metode paling awal. Metode tersebut disusun oleh K.H. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 silam, yang kemudian panduannya saat itu dituliskan dalam buku 10 jilid. Pada saat ini, buku panduan dari metode qiroati hanya berjumlah 6 jilid yang ditambah dengan buku panduan belajar gharib dan tajwid.

Metode ngaji Alquran qiroati tersebut lahir karena K.H. Dachlan Salim Zarkasyi, yang prihatin karena pengajaran Al Quran pada saat itu masih jauh dari kaidah tajwid. Bahkan awalnya metode ini hanya digunakan untuk anak didik beliau saja. Namun melihat keberhasilannya, beliau datang kepada K.H. Arwani Kudus dan mendapat restu.

Tartili

Sejak pertengahan tahun 2000, metode tartili mulai diperkenalkan di Jember dan kemudian menyebar di seluruh Indonesia. Metode satu ini disusun oleh ustadz Syamsul Arifin Al Hafidz, seorang pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah di Jember. Sebelumnya, beliau merupakan koordinator qiroati se pulau Jawa dan juga Bali.

An Nahdliyah

An nahdliyah dicetuskan oleh K.H. Munawir Kholid bersama dengan rekan rekannya. Dimana nama metode ini sendiri sempat berubah sebanyak 3 kali, pertama metode cepat baca Al Quran ma’arif, kedua metode cepat baca Al Quran ma’arif qiroati, dan ketiga yaitu an nahdliyah ini yang mulai dicetak pada tahun 1991 dengan jumlah 6 jilid untuk belajar ngaji Alquran.

Metode di atas dikembangkan oleh ulama dan juga ustadz yang berasal dari Indonesia. Bahkan buku panduan dari metode metode di atas tidak hanya digunakan di Indonesia, karena saat ini juga banyak digunakan di berbagai negara lainnya. Lahirnya semua metode tidak terlepas dari harapan bahwa semua umat islam nantinya dapat membaca Al Quran dengan benar.