Mengenal 5 Metode Pembelajaran Membaca Alquran

Metode Pembelajaran Membaca Alquran

Membaca dan mempelajari serta mengamalkan kitab suci Al Quran merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap muslim, sebagai bentuk rukun iman yang ketiga. Dalam hal ini terdapat beberapa metode, yang diciptakan agar lebih mudah dalam memahami serta membaca Alquran. Adapun metode yang dimaksud yaitu sebagai berikut.

Metode Pembelajaran Membaca AlQuran

Membaca AlquranMetode An Nahdliyah

Metode pertama ini awal mulanya muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur, dan disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif yang bercabang di wilayah tersebut. Dimana pembelajarannya sendiri lebih menekankan pada kesesuaian, serta keteraturan dari bacaan dengan berdasar ketukan. Sederhananya metode satu ini kuncinya ada pada kode ketukan.

Metode An Nahdliyah tersebut sebenarnya merupakan pengembangan dari metode Al Baghdady. Sehingga keseluruhan materi pembelajarannya bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan metode Iqro dan Qira’ati. Namun buku paket dari pembelajaran dengan metode An Nahdliyah ini tidak dijual bebas di masyarakat umum.

Jadi apabila anda ingin menggunakannya atau berencana menjadi guru pada metode tersebut, maka anda perlu mengikuti penataran calon guru metode An Nahdliyah terlebih dahulu. Pelaksanaan metode ini sendiri ada dua program, yaitu program buku paket dan program sorogan Al Quran. Program buku paket adalah program awal yang berisikan dasar pembekalan.

Sementara itu program sorogan Al Quran, adalah program lanjutan yang berisikan aplikasi praktis agar santri mampu membaca Alquran hingga khatam. Jadi dalam program kedua ini, para santri akan diajarkan bagaimana cara membaca yang sesuai dengan sistem bacaan Al Quran. Dimana praktiknya langsung berupa membaca Al Quran besar, dengan perkenalan tartil, taghanni, dan tahqiq.

Membaca Alquran Metode Iqro

Metode Iqro

Metode Iqro bisa dibilang merupakan yang paling populer bagi masyarakat Indonesia, dan hampir semua anak bangsa yang memeluk agama islam diajarkan dengan metode ini di sekolah dasar. Metode ini sendiri menekankan langsung pada latihan membaca, dan panduan Iqro terdiri atas 6 jilid yang dimulai dari tingkat sederhana hingga pada tingkatan yang sempurna.

Kelebihan dari metode Iqro di antaranya yaitu dalam penerapannya menggunakan klasikal privat atau cara eksistensi. Jadi cara belajarnya membaca bersama, dan santri yang lebih tinggi jilid Iqro nya bisa menyimak bacaan temannya yang memiliki jilid lebih rendah. Kelebihan utama dari metode satu ini yaitu bukunya bisa dengan mudah didapat pada toko toko.

Selain itu bila ada santri yang tingkatan pelajarannya sama, maka bisa digunakan sistem tadarus secara bergilir membaca sekitar beberapa baris dan sisanya menyimak. Metode Iqro juga sangat komunikatif antara santri dan guru, metode ini juga menggunakan sistem CBSA yang berarti santri dituntut untuk aktif bukan gurunya.

Meski begitu, metode Iqro dalam belajar membaca Alquran juga dinilai memiliki kekurangan tersendiri. Seperti tidak adanya media belajar, tidak dianjurkan menggunakan irama murottal, serta bacaan bacaan tajwid tidak diperkenalkan sejak dini kepada para santri. Namun metode yang disusun oleh Ustadz As’ad Humam ini masih terus banyak digunakan hingga saat ini.

Membaca Alquran Metode Qiro’ati

Selanjutnya ada metode Qiro’ati yang disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy, pada sekitar tahun 1986. Sistem pendidikan dengan metode Qiro’ati berpusat pada santri, dan kenaikan kelasnya (jilid) tidak ditentukan secara klasikal namun secara individual. Jadi perseorangan santri harus memenuhi beberapa syarat untuk dapat naik kelas.

Beberapa syarat tersebut yaitu sudah menguasai materi pelajaran yang diberikan, dan lulus tes yang telah diajukan oleh TPA atau sekolah. Metode Qiro’ati ini sendiri berpusat pada langsung memasukkan, dan mempraktikkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dimana di dalamnya terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang oleh guru maupun murid.

Prinsip dasar yang dipegang oleh ustadz yaitu tiwagas atau teliti, waspada, dan tegas, serta daktun atau tidak boleh menuntun. Sedangkan para santri memegang prinsip CBSA (cara belajar santri aktif), dan LCTB (lancar cepat tepat dan benar). Dalam metode Qiro’ati juga dikenal beberapa strategi belajar yaitu secara global, dan secara khusus atau detail.

Dalam strategi mengajar yang umum atau global, bisa berbentuk individu atau privat yakni santri bergiliran dalam membaca satu persatu. Kemudian bisa berbentuk klasikal individu, yaitu sebagian waktu digunakan untuk menerangkan pokok materi secara klasikal. Serta bisa berbentuk klasikal baca simak, dimana strategi tersebut digunakan untuk mengajar dan menyimak bacaan orang lain.

Metode tersebut diklaim memiliki kelebihan tersendiri, karena dengan metode ini siswa sudah bisa membaca Alquran dengan tajwid meski belum mengenalnya secara konsep. Namun bagi para santri yang tidak lancar membaca, maka lulusnya juga akan lama. Mengingat bahwa metode Qiro’ati yang kelulusannya tidak ditentukan oleh bulan atau tahun.

Membaca Alquran Metode Barqy

Metode Barqy

Metode Barqy disosialisasikan sejak tahun 1991, dan disusun oleh Drs. Muhadjir Sulthan. Meski begitu metode yang hanya dijilid dalam satu buku tersebut sebenarnya sudah mulai dipraktikkan sejak tahun 1983. Dalam perkembangannya, metode ini diberi nama metode lembaga dengan pendekatan global dan bersifat analitik sintetik.

Lembaga tersebut merupakan kata kunci yang harus dihafal, di antaranya DA-RA-JA, MA-HA-KA-YA, KA-TA-WA-NA, SA-MA-LA-BA. Yang bersifat analitik sintetik sendiri adalah penggunaan struktur kata, yang tidak mengikuti bunyi sukun (mati). Metode Barqy ini sifatnya bukan mengajar, namun juga mendorong hingga ke jajaran gurunya.

Kelebihan dari metode Barqy ini antara lain siswa bisa dengan mudah membaca Alquran, dan mengingatnya. Karena dalam membaca harus mengikuti cara bacaan ustadz hingga hafal. Namun kekurangannya yaitu siswa menjadi tidak aktif, karena cara membacanya harus mengikuti ustadz terlebih dahulu dan pengenalan tajwidnya juga dirasa kurang.

Membaca Alquran Metode Al Baghdadiyah

Berikutnya ada metode Al Baghdadiyah yang merupakan metode tarkibiyah atau tersusun. Jadi metode satu ini menggunakan susunan yang berurutan dan proses ulang, atau lebih dikenal dengan sebutan alif, ba, ta. Metode Al Baghdadiyah tersebut adalah yang pertama berkembang di Indonesia, dan kemunculannya juga paling lama bila dibandingkan metode lainnya.

Metode Al Baghdadiyah memiliki beberapa cara pembelajaran, di antaranya hafalan, eja, modul, tidak variatif, dan pemberian contoh yang absolute. Dari cara pembelajaran tersebut, sudah terlihat beberapa kelebihan yang dimiliki oleh metode satu ini. Yaitu santri akan jauh lebih mudah dalam belajar, karena sudah hafal huruf hijaiyah sebelum diberikan materi.

Selain itu santri yang sudah lancar bisa lebih cepat melanjutkan materi selanjutnya, karena tidak harus menunggu santri lainnya. Namun demikian, metode Al Baghdadiyah dalam belajar membaca Alquran juga mempunyai kekurangan. Seperti kurang variatif karena hanya menggunakan satu jilid, dan membutuhkan waktu yang cukup lama karena huruf hijaiyah harus dieja dulu.

Dalam penjelasan beberapa metode pembelajaran Al Quran tersebut, terlihat bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing. Sebab metode metode ini memang dibuat oleh manusia, sebagai upaya untuk mempermudah dalam mempelajari bacaan Al Quran. Tentunya anda bisa mempelajari metode tersebut sesuai dengan kemampuan.