Mengenal Macam Macam Irama Baca Al Quran yang Harus Anda Tahu

Macam Irama Baca Al Quran

Sebagai seorang muslim, anda perlu mengetahui macam macam irama baca Al Quran yang digunakan. Membaca Al Qur’an dengan irama yang merdu sendiri bukan hanya dibolehkan dalam agama Islam, bahkan dianjurkan. Lagu lagu Al Qur’an semakin berkembang sebagai cara ibadah, dakwah, dan syiar. Adapun seni membaca ini juga harus tunduk dan sesuai kaidah tartil yang ada.

Pengertian Seni Baca Al Qur’an

Seni membaca Al Qur’an, merupakan bacaan bertajwid yang kemudian diperindah dengan irama lagu. Seni ini adalah ilmu lisan, dimana realisasinya dalam bentuk bacaan atau perkataan. Seni baca Al Qur’an ini juga dikenal dengan nama An Naghom fil Qur’an yang berarti memperindah suara pada tilawatil Al Qur’an.

Seni tilawah bisa anda pelajari lebih mudah, bila telah memahami teori seni bernyanyi yang baik. Serta sudah paham dengan ilmu tajwid, dan mampu membaca Al Qur’an dengan tartil yang tidak lepas dari nafas, suara, dan lagu. Untuk itu dalam mempelajari seni baca Al Qur’an ini, qori dan qoriah dituntut agar menguasai semua segi yang berkaitan dengan seni itu sendiri.

Aspek Pokok Seni Baca Al Qur’an

Seni Baca Al Qur’an

Terdapat beberapa aspek pokok yang harus anda kuasai terlebih dahulu, agar tilawah lebih sempurna. Yang pertama yaitu penguasaan tajwid, tentunya dalam baca Al Quran dengan irama tidak boleh lepas dari kaidah ilmu tajadi. Dimana ilmu tajwid ini merupakan ilmu yang mengajarkan bagaimana cara membunyikan, atau melafalkan huruf huruf hijaiyah.

Kemudian aspek selanjutnya yaitu penguasaan nafas, suara, dan lagu. Nafas ini menjadi salah satu bagian yang penting dalam seni baca Al Qur’an. Sebab seorang qori yang memiliki nafas panjang akan terhindar dari waqof yang bukan tempatnya, tidak membaca dengan tergesa gesa, dan mampu membawa kesempurnaan dalam bacaan tersebut.

Untuk suara, umumnya ada enam bentuk suara yang lazim ditemukan dalam seni baca Al Qur’an. Yaitu suara perut, yang bergantung pada tekanan dalam perut dan membuat suara menjadi los dan pernafasan lebih pendek pada nada dasar. Kedua ada suara tenggorokan, yang memiliki tekanan kuat dan bernada tinggi serta didominasi oleh getaran.

Ketiga ada suara hidung, yang disebut kurang mencapai kesempurnaan dalam seni baca Al Quran. Sebab suara ini berbunyi dari pusat dalam hidung yang membuat vokal L dan A kurang terbuka dan sempurna. Padahal huruf huruf hijaiyah harus keluar dari tempat yang telah ditetapkan seperti dalam ilmu tajwid, agar bacaannya sempurna.

Selanjutnya yang keempat ada suara otak, yang berasal dari kepala serta memiliki tekanan keras. Umumnya orang orang yang memiliki jenis suara satu ini disebut suara tenor (tinggi), karena suaranya mampu melengking hingga batas maksimal. Berikutnya ada suara mulut yang memiliki segi vokal lebih sempurna, karena mempunyai tangga nada rendah, sedang, dan tinggi.

Terakhir ada jenis suara dada yang didominasi oleh nada dasar atau bass. Jenis suara satu ini tidak bisa sempurna di nada tinggi, sebab tertekan oleh dada. Jika ingin menjadi qori, maka sebaiknya mengenal terlebih dahulu bentuk serta tipe suara yang dimiliki. Agar bisa menyesuaikan apakah jenis suara tersebut mampu bernada tinggi, atau hanya bernada sedang saja.

Aspek berikutnya yang harus dikuasai dalam seni baca Al Qur’an yaitu irama atau lagu yang digunakan. Dalam sejarahnya, irama ini mengalami perkembangan sehingga muncul dua jenis aliran. Yaitu makkawi yang tumbuh di Makkah dan sekitarnya, serta aliran mishri yang merupakan lagu Arab ala Mesir dan tumbuh subur di sekitaran sungai Nil.

Di tanah air sendiri, sekitar hampir 99 persen orang baca Al Quran dengan lagu ala Mesir, sedangkan lagu makkawi biasanya hanya digunakan sebagai variasi saja. Pada aliran mishri ini sendiri muncul tujuh macam irama yang sangat populer termasuk di Indonesia, yaitu bayyati, shoba, nahawand, hijaz, rost, sika, dan jiharka.

Macam Lagu Atau Irama Membaca Al Qur’an

Irama Membaca Al Qur’an

Seperti yang sudah disebutkan bahwa terdapat tujuh macam lagu atau irama yang populer, yang berkembang dari aliran mishri. Yang pertama yaitu irama bayyati, yang biasanya banyak digunakan sebagai pembuka serta penutup. Irama ini juga yang paling banyak digunakan, karena bergerak lambat dan ciri khasnya yang lembut serta meliuk liuk.

Irama baca Al Qur’an dengan ciri lembut ini memiliki tingkatan, yang terdiri atas bayyati asli nawa, bayyati husaini nawa, bayyati ashli qoror, bayyati asli jawab, bayyati asli jawabul jawab, dan bayyati syuri jawabul jawab. Kemudian yang kedua ada irama hijaz yang tumbuh dan berkembang di daerah hijaz atau hejaz. Lagunya sendiri bersifat allegro, yang memiliki irama ringan, cepat dan lincah.

Untuk irama hijaz dalam baca Al Quran, terkesan indah khas ketimuran. Ada empat tingkatan pada irama lagu hijaz, yaitu hijaz ashli, hijaz kard, hijaz kurd, dan hijaz kard kurd. Umumnya lagu hijaz sendiri digunakan setelah lagu nahawand, banyak qori yang melakukan hal ini karena jika tidak maka bisa menimbulkan sebuah nada yang sumbang.

Irama lagu yang ketiga ada shaba atau shoba yang memiliki irama ringan, dan sifatnya agak mendatar. Karakter dari irama shaba sendiri yaitu halus, lembut, dan memberikan nuansa penuh kesedihan sehingga mampu meningkatkan emosi setiap pendengarnya. Terdapat 4 tingkatan dari irama shaba di antaranya shoba mahur, shoba mangkal ajam, shoba bastanjur, dan shoba ashli.

Selanjutnya ada irama lagu rast yang mempunyai aneka variasi, derap iramanya memberikan kesan hidup dan semangat, serta langkahnya sangat leluasa. Tingkatan dari irama lagu rast ini jumlahnya ada empat, yakni rast awal maqom, rast syabir, rast alan nawa, serta rast zanjiran. Berikutnya adalah lagu jiharkah yang paling sedikit memiliki variasi lagu dan cabang.

Meski begitu, lagu jiharkah adalah jenis irama yang paling banyak digunakan. Pasalnya irama ini memiliki karakteristik irama minor yang terkesan manis saat didengarkan. Irama lagu ini tidak asing, karena banyak digunakan ketika takbiran pada hari raya. Ada dua tingkatan dari irama jiharkah, yaitu jiharkah awal maqom serta jiharkah maqom jawab.

Yang keenam ada irama lagu sika yang bersifat grave, yaitu gerakannya lambat, khidmat, merakyat, dan ketimuran. Oleh sebab itu tidak heran bila banyak sekali yang menggunakan irama satu ini untuk baca Al Quran. Beberapa tingkatan dari lagu sika di antaranya sika ashli atau sika awal maqom, sika turky, sika raml, dan sika iraki.

Terakhir ada lagu nahawand, yang mempunyai irama lembut dan syahdu. Hal ini membuktikan bahwa irama nahawand begitu menarik, menawan, serta mengasyikkan. Karena kesyahduannya, irama ini cocok dilantunkan untuk ayat ayat Al Qur’an yang memiliki nuansa kesedihan. Tingkatan pada nahawand yaitu usaq, nakriz, jawab, awal maqom, murakkab, dan jawab.

Membaca Al Qur’an dengan suara keras atau jahr sendiri, memang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW agar dibaca dengan bagus. Mulai dari bagus tajwidnya, bagus lagu dan variasinya, bagus bacaannya, bagus pengaturan nafasnya, bagus suaranya, serta bagus penghayatannya. Sehingga menjadi qari perlu memiliki niat tulus, yaitu hanya mengharap ridha Allah SWT.